RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Madrasah : MA Putri DDI-AD Mangkoso
Kelas / Semester : X/ Ganjil
Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI )
Standar kompetensi :
¨
Memahami masalah kepemimpinan umat Islam pasca Nabi wafat
Kompetensi Dasar :
¨ Menceritakan model- model pemilihan kepemimpinan pada
masa Khulafaur Rasyidin
¨
Mendeskripsikan strategi kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
Indikator :
·
Menjelasakan model pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah, Umar bin Khattab
sebagai khalifah, Usman bin Affan sebagai khalifah dan Ali bin Abi Thalib
sebagai khalifah.
·
Mendiskusikan model pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah, Umar bin Khattab
sebagai khalifah, Usman bin Affan sebagai khalifah dan Ali bin Abi Thalib
sebagai khalifah.
·
Menceritakan model pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah, Umar bin Khattab
sebagai khalifah, Usman bin Affan sebagai khalifah dan Ali bin Abi Thalib
sebagai khalifah
·
Menjelasakan strategi kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar bin
Khattab, Khalifah Usman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib.
·
Mendiskusikan strategi kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar bin
Khattab, Khalifah Usman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib.
·
Membuat kesimpulan tentang strategi kepemimpinan Khalifah Abu Bakar,
Khalifah Umar bin Khattab, Khalifah Usman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi
Thalib.
·
Menceritakan tentang strategi kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Khalifah
Umar bin Khattab, Khalifah Usman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib.
·
Membuat
kesimpulan tentang model pemilihan Abu
Bakar sebagai khalifah, Umar bin Khattab sebagai khalifah, Usman bin Affan
sebagai khalifah dan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah.
Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran ( 8 x 45 menit )
I.
Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu menceritakan model model dan strategi kepemimpinan khulafaur rasyidin
II.
Materi Ajar :
·
Masa
Abu Bakar as Siddiq
Abu Bakar
Ash-Shidiq Nama lengkapnya adalah 'Abd Allah ibn 'Utsman bin Amir bi Amru bin
Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr
al-Quraishi at-Tamimi'.
Abu Bakar
adalah ayah dari Aisyah,
istri Nabi Muhammad. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba
Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah (artinya 'hamba
Allah'). Muhammad
memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar
membenarkan peristiwa Isra Miraj yang diceritakan
oleh Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama
"Abu Bakar ash-Shiddiq".
-perjuangan
yang dilakukan
1.
bidang kemasyarakatan
Sepeninggal
rasulullah, muncul 3 golongan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup umat
islam, yaitu kaum murtad, nabi palsu, dan yang tidak mau membayar zakat.
Mendengar masalah itu beliau beserta kau m muslimin mengadakan musyawarah .
hasilnya mereka harus memerangi orang-orang tersebut.
2. pengumpulan ayat-ayat al qur an
Khalifah Abu Bakar juga
mengadakan usaha penyebaran islam ke luar negeri, seperti Syiria dan Persia.
Abu Bakar As
Siddiq meninggal pada tanggal 23 Agustus 634/ 8 Jumadil Awwal 13 H
di Madinah pada usia 63 tahun. Beliau memegang
tampuk pimpinan Islam selama 2 tahun 3 bulan 10 hari. Beliau
berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau.
Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati
jenazahnya diantara makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah) . Sedangkan yang turun
langsung ke dalam liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi
Bakar), Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Thalhah bin Ubaidillah.
·
Umar bin Khattab
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal
dengan Umar bin Khattab (581 - November 644) adalah salah seorang
sahabat Nabi Muhammad yang juga adalah khalifah kedua
Islam (634-644). Umar juga merupakan
satu diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang
diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).
Umar dilahirkan di
kota Mekkah dari
suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku
terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh
Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang
diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang bisa
memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Keluarga Umar
tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang pada
masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal karena fisiknya yang
kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk
Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk
Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyah
Mekkah saat itu, Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari
pelaksanaan adat Mekkah yang masih barbar. Setelah memeluk Islam di bawah
Muhammad, Umar dikabarkan menyesali perbuatannya dan menyadari kebodohannya
saat itu sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadits "Aku
menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir
janggutku".
Pada masa Abu Bakar
menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya.
Ssetelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk untuk
menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah Islam.
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan
sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan
dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta
mengambil alih Mesir,
Palestina,
Syria, Afrika
Utara dan Armenia
dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia
dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah
pimpinan Umar.
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi
awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada
tahun 636, 20 ribu
pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi
di Asia
Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan
kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai
Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas
mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang
terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem,
pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk
memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja (Church of
the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk salat ditempat lain agar tidak
membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat
ia salat.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan
mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi
untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh
wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan
merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid
Nabawi di Medinah.
Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih
mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup
sangat sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat
kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya
mulai dihitung saat peristiwa hijrah. Beliaupun memiliki 5 keutamaan diantaranya :
1. Telah disebutkan dalam beberapa hadits shahih bahwa ‘
Umar radhiallohu anhu termasuk penghuni surga. 2. Seorang yang disegani, hingga
setan akan lari jika ber-papasan dengan beliau. 3. Kemuliaan ‘ Umar radhiallohu
anhu tak hanya sebatas pada keberaniannya, tetapi juga pada kebenaran dirinya.
4. Ia adalah salah satu orang yang mendapatkan ilham dari Allah subhanahu wa
ta’ ala. 5. Salah satu sebab kejayaan Islam.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang
budak yang fanatik pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz
adalah orang Persia
yang masuk Islam
setelah Persia
ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu
Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia,
yang saat itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada
hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah
dipegang oleh Usman bin Affan.
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu[rujukan?]:
- Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
- Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
- Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
- Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
- Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.
- Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
- Ustman bin Affan
Beliau adalah Usman bin
Affan bin Abi Ash ibnu Umayyah. Dilahirkan ketika rasul berumur 5 tahun. Masuk islam atas seruan Abu Bakar as Siddiq.
Beliau adalah saudagar
kaya sebelum dan sesudah islam datang dn selalu menafkahkan hartanya untuk
kepentingan islam.
Beliau berhasil
mengadakan perluasan daerah di Khurasan, Armenia, Gazar, Afrika Utara, Ciprus,
dan Amuriah.
Ia juga menumpas
pemberontakan di beberapa daerah seperti Azzarbeijan, Iskandariah, dan Persia.
Kelemahan Ustman bin
Affan:
1. menghidupkan kembali
rasa kesukuan (kekabilahan) yang bersumber pada sukunya sendiri (Bani Umayah)
2. banayak melakukan
pemborosn uang negara.
Ia wafat pada tahun 35 H pada pertengahan
tasyriq tanggal 12 Dzul Hijjah, dalam usia 80 tahun lebih, dibunuh oleh kaum
pemberontak (Khawarij).
- Ali bin Abi Thalib
Setelah Ustman wafat, khalifak keempat adalah Ali, namun orang-orang Bani Umayyah yang telah
merasakan kenikmatan kekuasaan dan kekayaan
pada masa Ustman merasa khawatir. Oleh karena itu, mereka tidak
menghendaki Ali menjadi khalifah.
Ali juga mendapat warisan yang sangat tidak mengentungkan dari khalifah
sebelumnya, yaitu:
1. sebagian penuasa sudah mementingkan kekuasaan, pangkat, dan kekayaan
untuk diri mereka sendiri, kepentingan umat Islam sudah mulai dikesampingkan.
2. dalam memilih pemimpin, tidak lagi melihat kepentingan umat Islam,
melainkan kepentingan golongan.
Ali kemudian melakukan tindakan yang
mengutamakan kepentingan umat islam, yaitu:
1. mengganti para wali yang diangkat Usman bin Affan.
2. mencabut kembali tanah-tanah yang dibagikan Usman kepada keluarganya
tanpa jalan yang sah, termasuk hibah dan pemberian lain yang tidak sah.
Pada zaman Ali juga terjadi begitu banyak peperangan , yaitu:
1. perang berunta
Khalifah Ali
bin Abi Talib telah memecat Mu’awiyah dari jabatannya. Akan tetapi di tidak
mempedulikan pemecatannya itu, melainkan ia tetap memegang jabatannya sebagai
wali Syam. Maka Ali bin Abi Talib menyiapkan pasukan untuk memeranginya. Akan
tetapi ketika ia akan berangkat ke Syam datanglah berita bahwa orang Makkah
telah keluar dari kelompok Ali, mereka dikepalai oleh Thalhah, Zubair dan
‘Aisyah. Mereka telah menduduki kota Bashrah dengan tentara besar yang dipimpin
oleh ‘Aisyah pada tahun 36 H. (567 M.)
Mendengar
berita yang demikian itu, Ali mengurungkan maksudnya untuk menyerang Syam, dan
dengan segera ia beserta laskarnya berangkat ke kota Kufah, kemudian terus ke
Bashrah dengan membawa tentara 200.000 orang. Di Bashrah ia bertemu dengan
tentara ‘Aisyah, lalu terjadilah pertempuran yang terkenal dengan Waqi’atul
Jamal (Perang Unta). Dinamakan demikian, karena ‘Aisyah yang memimpin pasukan
menunggang unta.
Dalam
peperangan ini Ali memperoleh kemenangan. Thalhah dan Zubair terbunuh dan
‘Aisyah ditawan. Akan tetapi ia tidak diperlakukan oleh Ali sebagai tawanan,
melainkan dihormati dan dimuliakan, lalu dipulangkan ke Makkah, serta
dinasehatinya agar dia tidak lagi mencampuri politik negara.
2. perang siffin
Khalifah Ali
mendengar kabar bahwa Mu’awiyah telah bersiap lengkap akan memeranginya. Oleh
kerana itulah Ali bersegera mengerahkan pasukannya untuk menghadapi serangan
musuhnya itu di Siffein. Di Siffein di tempat sebelah barat sungai Euphrat,
laskar Ali bertemu dengan laskar Mu’awiyah, lalu terjadilah pertempuran dahsyat
antara kedua laskar tersebut, pertempuran ini terjadi selama 40 hari. Dalam
pertempuran itu pihak Ali hampir memperoleh kemenangan, sedangkan Mu’awiyah
sudah berfikir hendak melarikan diri. Akan tetapi karena tipu daya Amru bin
al-‘Ash yang berperang dipihak Mu’awiyah, maksud pelariannya itu diurungkanlah
oleh Mu’awiyah. Kemudian ‘Amru bin al-‘Ash menyuruh laskarnya menusuk Mushaf
(Qur’an) dengan ujung lembingnya, lalu dinaikkan sebagai tanda hendak berdamai
dengan tunduk kepada al-Qur’an.
Setelah perang tersebut, diadakan pertemuan perdamaian dari kedua belah
pihak di Daumatul Jandal.
Setelah
datang waktu tahkim sesuai dengan perjanjian, para wali dari kedua belah pihak
berkumpul di Dumatul Jandal. Utusan Ali berjumlah 100 orang dikepalai oleh Abu
Musa al-Asy’ari dan utusan Mu’awiyah banyaknya juga 100 orang dikepalai oleh
‘Amru bin al-’Ash, sedang Mu’awiyah sendiri termasuk dalam jumlah 100 itu.
Dengan
tipu-daya yang licin ‘Amru bin al-’Ash dapat mengalahkan Abu Musa yang lurus
hati itu dalam persidangan majlis tahkim.
‘Amru bin
al-’Ash menerangkan kepada Abu Musa bahwa untuk menjadi dasar perundingan, maka
Ali dan Mu’awiyah diturunkan dari pangkat Khalifah. Sesudah itu soal Khalifah
diserahkan kepada ummat Islam dan kepada mereka diberikan kemerdekaan
seluas-luasnya tentang siapa yang akan mereka pilih menjadi Khalifah.
Keterangan
‘Amru bin al-’Ash ini diterima oleh Abu Musa dengan sejujur hatinya untuk
menjadi dasar perundingan. Di hari persidangan di Daumatul Jandal itu
(suatu tempat antara Irak dan Syam) diharapan beribu-ribu ummat Islam, maka
tertipulah Abu Musa oleh kelicikan politik ‘Amru bin al-’Ash.
Karena
menghormati ketinggian umur dan derajatnya, ‘Amru bin al-’Ash meminta kepada
Abu Musa untuk terlebih dahulu berdiri diatas mimbar, menerangkan dasar
perundingan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan ikhlas dan
jujur hati Abu Musa naik ke atas mimbar, lalu berpidato menerangkan bahwa untuk
kemaslahatan ummat Islam di dan ‘Amru bin al-’Ash telah sepakat untuk
memberhentikan Ali dan Mu’awiyah dari jabatan Khalifah. Tentang pengangkatan
Khalifah yang baru diserahkan sepenuhnya kepada permusyawaratan ummat Islam.
Saya sebagai wakil dari pihak Ali dengan ikhlas dan jujur hati menurunkan Ali
dari kursi Khalifahnya”.
Kemudian naik
pula ‘Amru bin al-’Ash lalu berkata menerangkan, bahwa ia menerima dan
menguatkan keberhentian Ali itu, dan menetapkan Mu’awiyah dalam pangkatnya
sebagai Amirul Mu’minin.
Ali Terbunuh
Hasil
perdamaian di Daumatul Jandal sangat mengecewakan hati ummat Islam yang
berpihak kepada Ali. Oleh kerena itu Khalifah Ali bermaksud hendak menyerang
negeri Syam tempat kedudukan Mu’awiyah. Akan tetapi sebagian besar penduduk
Irak tidak mengacuhkan dia lagi, sehingga amat sukar baginya mengumpulkan
balatentara dan akhirnya maksudnya itu terpaksa dibatalkan. Dalam pada itu tiga
orang dari kelompok Khawarij telah mengadakan permufakatan jahat untuk membunuh
Ali, Mu’awiyah dan ‘Amru bin al-’Ash. Menurut mereka orang yang bertiga inilah
yang menjadi pangkal fitnah yang menimbulkan peperangan sesama ummat Islam.
Tiga orang
Khawarij itu ialah: Ibnu Muljam yang akan membunuh Ali, Albarak yang akan
membunuh Mu’awiyah dan Umar bin Bakir yang akan membunuh ‘Amru bin al-’Ash.
Ibnu Muljam
berhasil usahanya, tetapi maksud kedua temannya itu tidak berhasil, karena
Mu’awiyah dan ‘Amru bin al-’Ash sangat berhati-hati menjaga dirinya.
Maka pada
tanggal 17 Ramadhan tahun 40 H. (661 M), Ali bin Abi Talib wafat ditikam oleh
Ibnu Muljam dengan pedang beracun, dalam masjid Kufah dikala yang mulia itu
hendak sembahyang Subuh. Ali wafat sesudah memerintah empat tahun sembilan
bulan lamanya, masa yang tidak sunyi dari peprangan. Sepeninggal Ali bin Abi
Talib, maka ummat Islam membai’at puteranya Hasan bin Ali sebagai Khalifah.
III. Metode :
·
Ceramah
·
Tanya Jawab
·
Diskusi
IV. Langkah-langkah
pembelajaran :
1. Pertemuan Pertama
- Kegiatan Awal :
·
Memberikan salam pembuka
·
Memotivasi siswa untuk mempelajari pengetahuan Sejarah Kebudayaan Islam
- Kegiatan Inti :
·
Tanya jawab awal tentang model- model pemilihan kepemimpinan pada masa Khulafaur Rasyidin
·
Memberikan ilustrasi sejarah kepemimpinan pada masa
Abu Bakar.
·
Mengumpulkan kisah-kisah kepemimpinan pada masa Abu
Bakar.
·
Mendiskusikan tentang kepemimpinan pada masa Abu
Bakar.
- Kegiatan Akhir
·
Mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang kepemimpinan pada masa Abu Bakar.
·
Memberikan salam penutup
2. Pertemuan Kedua
- Kegiatan Awal :
·
Memberikan salam pembuka
·
Memotivasi siswa dan apresepsi
- Secara klasikal guru memberi pertanyaan, apakah hal-hal yang dilakukan kepemimpinan pada masa Abu Bakar?
- Kegiatan Inti :
·
Melalui diskusi, guru memberikan informasi tentang kepemimpinan pada masa Umar
bin Khattab.
·
Melalui diskusi kelompok, siswa diberi tugas mencari model- model pemilihan kepemimpinan pada masa Umar bin Khattab.
·
Melalui diskusi kelompok, siswa diberi tugas mencari model- model pemilihan kepemimpinan pada masa Umar bin Khattab.
·
Guru menunjuk setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
tentang model- model pemilihan kepemimpinan pada masa Umar bin
Khattab.
- Kegiatan Akhir
·
Guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang model- model pemilihan kepemimpinan pada masa Umar bin Khattab.
·
Guru memberikan tugas rumah siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan
tentang model- model pemilihan kepemimpinan pada masa Umar bin
Khattab.
·
Memberikan salam penutup
3. Pertemuan Ketiga
- Kegiatan Awal :
·
Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmallah
dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.
·
Memotivasi siswa dan apresepsi
- Secara klasikal guru memberi pertanyaan, apakah hal-hal yang dilakukan kepemimpinan pada masa Abu Bakar?
- Kegiatan Inti :
·
Untuk mengetahui penguasaan siswa tentang strategi kepemimpinan Ustman bin Affan untuk kepentingan masa kini dan yang
akan datang, guru memberikan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan
dengan materi pembelajaran tersebut kepada siswa secara bergantian.
·
Membahas satu persatu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
siswa-siswa tersebut. Melalui diskusi, guru memberikan
informasi tentang kepemimpinan pada masa Ustman bin Affan.
·
Guru menunjuk setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
tentang model- model pemilihan kepemimpinan pada masa Ustman bin
Affan.
- Kegiatan Akhir
·
Mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang strategi kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan.
·
Guru meminta siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah
dipelajari.
·
Guru menganjurkan kepada siswa untuk rajin membaca buku pelajaran Sejarah
kebudayaan Islam di rumah serta
mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku itu.
·
Guru bersama-sama siswa menutup pelajaran dengan membaca hamdallah
·
Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab
salam
4. Pertemuan Keempat
A. Kegiatan Awal :
·
Memberikan salam pembuka
·
Memotivasi siswa untuk mempelajari pengetahuan Sejarah Kebudayaan Islam
·
Tanya jawab awal tentang model- model pemilihan kepemimpinan pada masa Ustman bin Affan.
B. Kegiatan Inti :
·
Memberikan ilustrasi sejarah kepemimpinan pada masa
Ali bin Abi Thalib.
·
Mengumpulkan kisah-kisah kepemimpinan pada masa Ali
bin Abi Thalib.
·
Mendiskusikan tentang kepemimpinan pada masa
Ali bin Abi Thalib.
- Kegiatan Akhir
·
Mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang kepemimpinan pada masa Ali bin Abi Thalib.
·
Memberikan salam penutup
V. Sarana & Sumber Belajar :
· Ensiklopedia Islam
· Internet
· Buku paket SKI yang relevan
· Laptop
· Dll
VI. Penilaian Hasil Belajar :
1. Prosedur
·
Penilaian hasil belajar
melalui observasi dan tugas
·
Penilaian hasil belajar
melalui tugas mebaca al Qur’an, soal-soal latihan Bab IV, dan ulangan harian
2. Alat penilaian
·
Lembar pengamatan
·
Soal-soal essay
3. Instrumen Penilaian
Kognitif
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Contoh Instrumen
|
Ø Menjelaskan model pemilihan Abu Bakar sebagai
khalifah
|
Tes Tertulis
|
Isian
|
Ø Jelaskan model pemilihan Abu Bakar sebagai
khalifah ?
|
Ø Menjelaskan model pemilihan Umar bin Khattab
sebagai khalifah
|
Tes Tertulis
|
Isian
|
Ø Jelaskan model pemilihan Umar bin Khattab
sebagai khalifah ?
|
Ø Menjelaskan model pemilihan Usman bin Affan
sebagai khalifah
|
Tes lisan
|
Isian
|
Ø Jelaskan model pemilihan Usman bin Affan
sebagai khalifah ?
|
Ø Menjelaskan model pemilihan Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah
|
Tes lisan
|
Isian
|
Ø Jelaskan model pemilihan Ali bin Abi Thalib
sebagai khalifah ?
|
4. Instrumen
Penilian Efektif
a. Lembar pengamatan dan pedoman
penskoran
nomor urut
|
Nomor induk
|
Nama Siswa
|
Indikator Penilaian/ Skor
Maks/ Skor Perolehan
|
jumlah
|
|||||||
kerajinan
|
kedisiplinan
|
kejujuran
|
Keterbukaan
|
kesopanan
|
Klngkpn tugas
|
Kerapihan tugas
|
Ketetapan waktu
|
||||
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b. Pedoman Penilaian
1. skor 30-40 : sangat baik
2. skor 19-29 : baik
3. skor 8-18 : kurang baik
Mangkoso,
9 April 2012
Mahasiswa PPL
Aisyah Nursyarif
NIM: 080231163
|
|
Guru Mapel SKI
Husniatil Bahri, S. Pd. I.
|
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Dra. Hj. Rosnawati Buhari
NIP: 196709161993032003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar