Kampoeng Inggrs

salam


Senin, 09 Juli 2012

munasabah ayat an nahl 66

Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi setelah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang mendengarkan. (QS. An-Nahl 16:65) Wallaahu anzala minas samaa-i (dan Allah menurunkan dari langit) ke awan dan dari awan ke bumi. Maa-an (air), yakni jenis air yang khusus, yaitu air hujan. Fa-ahyaa bihil ardha (lalu Dia menghidupkan bumi dengan air itu), yakni Dia menumbuhkan dengan air hujan itu aneka jenis tanaman di bumi. Ba'da mautihaa (setelah kematiannya), yakni setelah bumi kekeringan.
46
Inna fi zaalika (sesungguhnya pada yang demikian itu), yakni pada penurunan air hujan dari langit, yang menjadi sarana untuk menghidupkan bumi yang mati … La-ayatan (ada tanda kekuasaan) yang menunjukkan keesaan Allah Ta'ala, ilmu-Nya, kekuasaan-Nya, dan hikmah-Nya, karena berhala-berhala dan selainnya tidak berkuasa sedikit pun untuk melakukan hal itu. Liqaumin yasma'uuna (bagi kaum yang mendengarkan). Peringatan semacam ini hendaknya disimak dan direnungkan. Jika tidak, maka dia bagaikan orang tuli yang tidak mendengar. Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya berupa susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. (QS. An-Nahl 16:66). Wa inna lakum (dan sesungguhnya bagimu), wahai manusia. Fil an'aami (pada binatang-binatang ternak itu). Al-an`aam adalah empat jenis binatang, yaitu unta, sapi, domba, dan kambing. La'ibratan (benar-benar ada pelajaran). Ia menjadi sarana yang menunjukkan pelajaran dari kebodohan kepada pengetahuan. Seolah-olah dikatakan, "Bagaimanakah pelajaran itu?” Lalu dijawab … Nusqiikum (Kami memberi kamu minum). Az-Zujaj mengatakan bahwa saqaituhu dan asqaituhu bermakna sama, yaitu memberi minum. Mimma fii buthuunihi (dari apa yang ada di perutnya). Min menunjukkan sebagian, karena susu adalah sebagian dari apa yang ada dalam perut binatang, yaitu perut yang telah disebutkan di atas. Min baini fartsin wa damin labanan (antara kotoran dan darah ada susu). Al-farts adalah ampas makanan yang ada dalam perut dan usus binatang. Perut bagi binatang seperti halnya perut bagi manusia. Khaalishan (yang murni), yakni yang bersih, tidak ada warna darah, dan tidak pula bau kotoran.
47
Saa-ighan lisysyaaribiina (yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya), yakni mudah lewat di tenggorokan. Tidak ada minuman dan makanan yang lebih bermanfaat daripada susu. Dikatakan: Allah menciptakan susu di tengah-tengah antara kotoran dan darah. Hal itu karena jika perut besar mencerna makanan, maka bagian makanan yang paling bawah menjadi kotoran, bagian tengahnya menjadi susu, dan bagian atasnya menjadi darah. Antara susu dan keduanya terdapat pemisah yang diciptakan dengan kekuasaan Allah, sehingga bagian yang satu tidak bercampur dengan bagian yang lain, baik warna, rasa, maupun baunya. Kemudian Allah mengutus jantung untuk mengelola ketiga bagian itu dan mendistribusikannya. Maka darah mengalir ke urat, susu mengalir ke ambing, dan sisanya, yaitu kotoran, tetap berada dalam perut, yang kemudian turun ke bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar